Coba Berhenti Sekali Aja

Image
Tidak Ada batasan I Have my Own Timeline And You Have Yours di umur yang sekarang, seberapa sering ngebandingin hidup sendiri sama kehidupan orang lain? mau sampai kapan kita terus terperangkap dalam jebakan-jebakan hubungan sosial macam ini ga capek, selalu menjadi variabel dependen dalam penelitian kuantitatif untuk dibeberkan perbandingan-perbandingannya? Please STOP! kita lahir di waktu dan tempat yang berbeda kelak, kita mati di waktu dan tempat yang berbeda pula kalo sama? its just a part of the art of life soal proses, kita punya cara dan jalan masing-masing Ketika ada yang sukses dan ingin mencapai titik kesuksesan yang sama, kita berada pada titik start yang berbeda, maka prosesnya juga beda, step by stepnya, mile stonenya, and others Menjalani hidup sebagai orang dewasa memang tidak mudah, lebih mudah melihat orang lain daripada menjalani kehidupan sendiri, rasanya. Tulisan ini masih akan berlanjut, I'll be back for my self and you can read it or share to others

Si Miskin

 sesak udara kota dihirup

di antara gedung-gedung yang menjulang

si gadis masih harus terus berdiri tegap

menerjang topan yang bisa datang kapan-kapan

tanpa rumah untuk pulang

tanpa pundak untuk menopang

tanpa tangan untuk membasuh air mata


jadi si miskin, tak berharta

selalu jadi cacian orang-orang



menjadi orang miskin selalu menderita, sudah derita tak berharta, derita tak diterima dan dihormati datang berulang kali

si kaya selalu merasa paling berarti, berpartisipasi, menyumbang paling banyak, tanpa sadar mengorbankan air mata dan perasaan

selalu rendah hati dan tawadhu, berjanjilah.. dan jangan pernah memarahi orang lain

selembut apapun kau mencoba melunakkan hatinya, ia telah hancur karenamu.. kau tahu rasanya itu, jadi jangan pernah marah, jangan, jangan sesekali marah

hindarilah perdebatan

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku | Aku Mendengarmu, Istanbul

Coba Berhenti Sekali Aja

Writer's Block : Antara Kenyataan dan Pembenaran [ sebuah pengakuan dosa ]