Selamat berbahagia bagi kalian semua keluarga baru yang pastinya rasa cinta dan sayang masih subur tumbuh di taman rumahmu.
Bolehkah aku sedikit bercerita kepadamu bagaimana akhirnya aku merasakan rasa cinta dan kasih sayang yang selama ini aku miliki sepenuhnya kini terbagi bahkan aku hanya mendapatkan sisanya saja.
Perih rasanya hati ini ketika melihat diri ini dicampakkan dan tak lagi mendapatkan apa yang dulu dimiliki sepenuhnya.
Sedikit demi sedikit rasa memilikiku mulai luntur dan aku ingin pergi saja dari keadaan ini, situasi yang hanya membuatku menjadi penonton atas kesedihan yang menimpa diriku sendiri.
Semakin memuncak saja rasa perih ini ketika mulai merasakan ketidakhadiran diriku dalam suasana yang mereka ciptakan.
Aku kini lemah dan tak berdaya, aku tak bisa berbuat apa-apa dan aku hanya mAmpu berdiri sebagai penonton kelas bawah.
Bukankah kau tahu betapa hati ini sangat menyayanginya tapi kemudian rasa sayang yang dulu dia berikan untukku kini sudah luntur dan perlahan akan habis dimakan usia tentunya.
Entahlah harus dengan sikap bagaimana untuk aku bisa mendapatkan itu kembali karena nyatanya hari ini aku sudah mulai kehilangan semuanya.
Aku memilih untuk pasrah dan diam dengan keadaan ini, aku tahu dan aku pun sadar diri berada di posisi mana aku hari ini esok dan tentu saja seterusnya.
Jika ada orang yang bertanya kenapa aku ingin pergi jauh, maka sebenarnya dia cukup untuk menyaksikan bagaimana aku menjalani kehidupan ini. Tentu saja dia juga pasti akan sangat mendukung agar aku segera pergi sejauh mungkin dari situasi ini.
Jika aku mengingat bagaimana dulu masih bisa merasakan dekapan hangatnya dan bisa selalu bermain dengannya tanpa takut dan ragu untuk mengatakan apapun, kini aku mulai mencucurkan air mata bahkan bukan hanya hujan yang turun, badaipun ikut mengiringinya.
Mungkin ceritaku tidaklah sedih tapi aku hanya ingin sedikit mengungkapkan bagaiamana perasaanku saat ini. Ketika hatiku tak bisa lagi tumbuh dan justru menjadi mati.
Semua yang terjadi dihadapanku aku biarkan begitu saja, karena aku tahu aku tak punya kuasa apapun untuk bisa menolaknya. Aku sadar kini aku berada di posisi budak.
Apapun yang aku inginkan harus aku perjuangkan sendiri secara diam, karena mereka acuh dan tak perduli kepadaku. Aku pun tak sanggup untuk berucap apapun, biarlah aku selalu diam dan bergerak dengan perintah, layaknya sebuah robot.
Aku mengikhlaskan kau pergi dan menjauh, tapi aku juga sebenarnya ingin meminta agar kau membiarkanku pergi dan tidak lagi menjadi penonton atas hidupku sendiri.
Biarkanlah aku bebas dan menikmati hiudpku ini, biarlah aku memerdekakan hati dan pikiranku untuk bisa berjalan-jalan dan menghirup udara segar.
Bukankah kau juga tidak akan merasa kehilangan karena sudah ada yang baru dalam hidupmu?
Bukankah kau sangat berbahagia dengan kehidupan barumu?
Bukankah aku selama ini hanya menjadi parasit?
Maka bukankah tidak ada alasan yang kuat untuk tetap mempertahanku hidup bersamamu, hidup dalam kebisuan dan kehambaran.
Maafkanlah aku, karena kepergianku bukan atas dasar kebencian, aku hanya ingin memerdekakan hati dan pikiran dalam hidup ini. Dan cukup aku merasakan sakit dan penderitaan yang aku terima.
Aku sudah punya jalanku sendiri. Aku tahu kepergianku ini tidak juga dibenarkan, oleh karena itu meskipun aku tahu kau tak peduli aku ingin tetap meminta kau untuk memberiku izin untuk pergi meninggalkan semua ini.
Aku mohon kepadamu biarkan aku mendapatkan kehidupanku, kebahagiaanku dan kesuksesanku. Terimakasih untuk kebolehanmu.
Sampai jumpa di lain waktu juga tempat dan mungkin alam yang berbeda. Semoga Tuhan berkehendak untuk memberiku kesempatan mengecup kakimu.
Dari seseorang yang dipantau sipir berkulit pandai besi.
Comments
Post a Comment