Setelah lulus sekolah menengah atas, banyak siswa berebut kursi di universitas yang katanya favorit dengan persyaratan dan prosedur pendaftaran yang sangat ketat. Hampir semuanya berbondong-bondong mendaftar dan ikut les sana sini demi menunjang nilai yang cukup agar keterima universitas impian.
Dari seleksi yang begitu ketat, tidak sedikit pendaftar yang akhirnya gagal mendapatkan kursi yang diharapkan. Maka harus bersiap untuk mengikuti tes masuk jalur berikutnya. Setelah SNMPTN maka harus segera mendaftar SBMPTN atau yang mendaftar ke Universitas Islam daftar SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN, jika masih belum mendapat hasil juga ya jalur mandiri pilihan terakhirnya atau menunggu kursi kosong yang tersedia yang mungkin bahkan kebanyakan memang jurusannya bukan yang diinginkan.
Selain mendaftar ke Universitas dalam negeri, banyak juga pemuda bangsa ini yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Entah itu yang jalur pribadi atau mencoba daftar beasiswa sana sini. Dan dari sini juga tidak sedikit pendaftar yang harus tersingkirkan. Ini namanya seleksi alam gengss, musti banyak bersabar, karena pada akhirnya itulah garis takdir yang telah Allah siapkan untuk kita. Percayalah, tidak ada rencana Allah yang tidak jauh lebih baik daripada rencana yang kita miliki.
Dari seleksi yang terjadi, sebenarnya tidak sedikit siswa yang dulunya dikatakan pintar dengan segudang prestasi pun bisa saja tidak ditrima universitas manapun. Apakah ini sebuah kesalahan? Tentu saja ini hanya kekeliruan. Mari kita luruskan.
Dari berbagai jenis jalur pendataran untuk mahasiswa baru yang ada, tidak sedikit jumlah siswa yang akhirnya harus merelakan tidak melanjutkan pendidikannya. Gap year. Tapi ini bukan sebuah problematika.
Mungkin bagi orang awam akan meremehkan, tapi gap year bukanlah sebuah aib yang memalukan. Ini bukan soal pintar atau bodoh. Dalam mendaftar kuliah kita harus punya strategi tersendiri.
Ada yang ikut les tambahan atau membeli soal tahun sebelumnya dari calo dan cara cara lainnya.
Bukan berarti yang tidak mengikuti cara di atas tidak bisa lolos, buktinya banyak juga yang bahkan nilai seadanya tapi bisa diterima universitas. Ini balik lagi ke strategi yang saya katakan di awal dan takdir yan sudah digariskan oleh Tuhan.
Sebelumnya saya mendapatkan tips ini dari beberapa senior yang mereka ini sudah akan menyelesaikan perkuliahannya. Lalu, saya mencoba menerapkan trik itu ketika mendaftar ke Universitas Islam lewat jalur UM-PTKIN.
Oh ya, sebelum dilanjut saya ingin bercerita dulu.
Sebetulnya saya tidak terlalu banyak mendaftar ke Universitas, bahkan saya tidak ikut SNMPTN yang notabene semua sekolah pasti mendaftarkan muridnya lewat jalur ini. Alasannya tidak bisa saya ceritakan di sini karena ini hubungannya dengan sekolah, mohon pengertiannya. Saya juga tidak ikut SBMPTN karena niat awal saya adalah kuliah di UIN jika harus di Indonesia.
Dan alhamdulillah trik yang saya gunakan berhasil meskipun sempat ada drama ketika hari pelaksanaan ujian, tapi saya tidak mengambil tiket ini dan sekarang saya berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bandung. loh kok malah milih yang swasta? oke ini akan saya bahas di tulisan berikutnya yaa.
Oke, sudah faham yaa. Jadi saya di sini murni dari pengalaman pribadi dan dari beberapa cerita teman saya.
Saya sampai lupa mau nulis apa ini. Oh yaa, mengenai tips yang tadi ya.
Jadi kita harus tau dulu passing grade dari jurusan yag kita pilih di universitas yang dituju. Dari sana bisa dihitung berapa nilai minimal untuk bisa lolos dan mendapatkan satu kursi di sana.
Sebelum mengikuti ujian UM-PTKIN, saya mencari terlebih dahulu passing grade dari jurusan yang saya inginkan, lalu menghitung berapa kira-kira soal yang harus dijawab dengan benar. Perhatikan juga dari peraturannya, apakah jika salah dikurangi atau tidak, hal ini sebagai antisipasi agar kalau memang tidak tau sebaiknya tidak usah dijawab daripada mengurangi nilai kita.
Jadi, apakah kamu masih menganggap gap year sebagai sebuah aib?
Banyak teman seangkatan saya yang usianya jauh lebih tua, tapi mereka tidak merasa malu untuk sama-sama belajar. Dan bahkan pilihan untuk kuliah atau tidak juga bukan masalah, setiap orang punya cara pandang hidup masing-masing, kuliah atau tidak.
Dan buat kamu yang tahun ini gap year, jangan sedih yaa. Jika memang belum diberi kesempatan untuk berkuliah tahun ini mungkin rezekimu di taun berikutnya. Percayalah, Allah sudah menyiapkan kejutan terindah di depan jika mau bersabar dan tetap berusaha disertai dengan do’a juga tidak lupa sedekah dan sholawatnya.
Sebetulnya orangtua tidak begitu menginginkan anaknya punya jabatan dan status yang tinggi, itu hanya anggapan bahwa dengan cara itu anaknya bisa terjamin kehidupannya. Yang mereka utamakan adalah anaknya menjadi anak yang sholeh berbakti kepada orangtua dan hidupnya bahagia. Di sini, definisi bahagia dan sukses setiap orang berbeda-beda.
Kembali lagi ke permbahasan awal mengenai gap year, apapun alasannya itu adalah jalannya karena setiap orang punya cerita dan sejarah masing-masing.
Kita memang sama-sama mempunya kaki
Tapi
Masing-masing dari kita punya arah langkah yang berbeda
Kita punya sejarah perjalanan masing-masing
Perjalanan hidup, pilihan dan takdir adalah sejarang yang dimiliki setiap orang dengan jalan cerita yang tidak pernah sama.
Baiklah, saya cukupkan dulu tulisan ini, semoga ada manfaat yang dapat diambil. Tetapkah menjadi dirimu dan jaga semangat hidup itu, kita manusia yang diberik kesempatan yang sama oelh Tuhan. Bukan kesamaan hidup tapi sama-sama punya kesempatan untuk meraih kehidupan, so jangan pernah berputus asa.
Sekian dan sampai jumpa di postingan berikutnya.
Mantullll
ReplyDeleteMasuk pak Akbar wkwkwkk
Delete