Coba Berhenti Sekali Aja

Image
Tidak Ada batasan I Have my Own Timeline And You Have Yours di umur yang sekarang, seberapa sering ngebandingin hidup sendiri sama kehidupan orang lain? mau sampai kapan kita terus terperangkap dalam jebakan-jebakan hubungan sosial macam ini ga capek, selalu menjadi variabel dependen dalam penelitian kuantitatif untuk dibeberkan perbandingan-perbandingannya? Please STOP! kita lahir di waktu dan tempat yang berbeda kelak, kita mati di waktu dan tempat yang berbeda pula kalo sama? its just a part of the art of life soal proses, kita punya cara dan jalan masing-masing Ketika ada yang sukses dan ingin mencapai titik kesuksesan yang sama, kita berada pada titik start yang berbeda, maka prosesnya juga beda, step by stepnya, mile stonenya, and others Menjalani hidup sebagai orang dewasa memang tidak mudah, lebih mudah melihat orang lain daripada menjalani kehidupan sendiri, rasanya. Tulisan ini masih akan berlanjut, I'll be back for my self and you can read it or share to others

Menjadi Seseorang [Orang Besar, Orang Menengah, Orang Bawah]

Orang besar berbicara tentang gagasan.
Orang menengah berbicara tentang peristiwa
Orang bawah berbicara tentang orang lain
( Peribahasa )

Kalo saya sendiri sih kadang jadi orang menengah kadang juga jadi orang bawah tapi jarang jadi orang besar. But, mulai sekarang saya sedang berusaha untuk tidak menjadi orang bawah. Karena dari awal cita-cita saya adalah untuk menjadi orang besar.

Saya sudah tau akan hal ini dan sudah seharusnya juga jika emang mimpi ini besar, cita-cita tinggi dan keinginan saya besar yaa seharusnya melakukan apa yang biasa dilakukan orang besar seperti yang dibilang Jim Rohn “ orang yang sukses mengerjakan apa yang tidak mau dikerjakan oleh orang yang tidak sukses. Jangan berharap sesuatunya lebih mudah, berharaplah kamu menjadi lebih baik”.

Untuk sekarang ini yang bisa saya lakukan adalah berusaha menjadi orang menengah, karena untuk membicarakan gagasan butuh landasan dan pemahaman yang cukup, saya juga masih sadar diri kalo ilmu yang saya punya masih sangat terbatas dan sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan mereka orang-orang besar di dunia ini bahkan dengan yang ada di negara ini sekalipun. Setidaknya saya berusaha dan berharap untuk menjadi orang yang lebih baik dengan menghindari sikap orang bawah.

Saya yakin jika di dunia ini tidak ada yang mau jadi orang bawah, tapi seringkali kita gak tau apa yang kita lakukan itu apakah bisa menjadikan kita orang besar atau tidak. Ya kalo kita tidak menjemput ilmu gimana mau tau, diam gak menghasilkan guys. Kita perlu bergerak dan bersaing dengan yang lain, kalo orang lain jalan ya kita harus lari, kalo orang lain lari yang kita harus lari lebih cepat lagi. Intinya kalo mau jadi orang besar ya harus bisa lebih jauh dari lawan kita minimalnya satu langkah lebih depan. 

Pernah guru saya bilang di kelas persiapan kerja (salah satu kelas untuk anak tingkat akhir di sekolah saya, dimana kita dibekali dengan maksud fokus untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus) kalo dalam dunia kerja itu adalah persaingan, pertarungan, perang. Kalo kita mau menang ya artinya harus bisa menghancurkan musuh kita. Ibaratnya saya adalah saingan kamu, ya kalo kamu mau menang ya harus tenggelamin kepala saya ke lautan, buat musuhmu tidak bisa menghirup oksigen dunia. Dan kalo saya pengin untuk terus berjuang ya harus berusaha sekuat tenaga bangkit dan keluar dari lautan, kembali menghirup udara dan terus berusaha dengan nafas yang tersisa. Saya bisa bernafas bebas dan kembali mendapatkan kehidupan. Katanya sih gausah dibanyangkan kek gimana, yang penting kita harus persiapan sebaik mungkin. Membayangkan itu gak cukup buat jadi persiapan menghadapi sebuah kenyataan.

Dulu pas masih SLTP saya sering ikut lomba dan  lebih seringnya lagi yang saya dapatkan adalah kekalahan. Kesininya saya semakin berfikir, kok bisa ya saya kalah? Apanya yang salah, adakah yang kurang sempurna, bukankah tidak ada yang sempurna. Ternyata yang salah adalah saya menanyakan kesalahan dan bukannya memperbaiki kesalahan itu. Saya seharusnya berlatih dan berjuang lebih keras. Disini yang saya garis bawahi adalah latihan, ketika frekuensi latihan berkali-kali lipat dengan perjuangan yang nanti bakal kita lakukan, maka setidaknya ada hasil yang didapatkan gak jauh dari apa yang ditargetkan.

Jika memperhatikan mereka para juara dunia itu berlatih jauh-jauh hari sebelum pertandingan, mereka berlatih dengan sangat keras dan giat seperti dalam perlombaan. Jadi ya pas perlombaan berlangsung mereka sudah berlatih untuk menjadi juara ditambah lagi mental mereka adalah mental para juara. Gaada sejarahnya orang yang gak pernah berlatih terus tiba-tiba jadi juara, apalagi juara di tingkat dunia. Kalaupun ada paling hanya dalam film dan buku fiksi.

Kalo kebanyakan orang biasa bekerja 8 jam sehari, maka untuk menjadi orang besar artinya kita perlu bekerja lebih lama dari kebanyakan orang. Dan kalo mereka tidur 7 jam sehari artinya untuk jadi orang besar harus tidur lebih sedikit dari kebanyakan orang dan menggantinya untuk bekerja dan memperjuangkan mimpi.

Untuk menjadi orang menengah pasti semuanya bisa asalkan mau dan siap untuk menghindari berbuat sesuatu seperti orang bawah. Berhenti membicarakan orang lain, banyakin belajar, banyakin diskusi dan berbagi pengalaman dan yang terpenting adalah mengembangkan ide untuk menjadi gagasan yang hebat.

Untuk jadi orang besar itu harus banyak persiapannya, ya persiapan mental apalagi persiapan ilmu. Saya sangat yakin kalo jadi orang besar itu gak mudah. Kalo perjalanan dan perjuangan mereka untuk bisa jadi orang ya pasti berat lah, harus banyak yang dikorbankan, perjuangan itu udah jadi makanan sehari-hari ibaratnya. Tapi yang lebih berat lagi adalah menghadapi orang-orang disekitarnya. Jangan heran kalo banyak yang berkata kepada perempuan yang punya mimpi besar,
” buat apa sih jadi orang besar kalo ujung-unjungnya jadi juru dapur kan lo cewe”.
Justru akan semakin hebat kalo yang jadi juru dapur dan pendidik buat anak kita adalah orang yang besar, yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Boooom,,,

Untuk menjadikan seseorang faham dan mengerti dengan gagasan yang kita punya itu gak mudah, apalagi kalo yang dihadapi adalah orang awam. Yang saya rasain sekarang, kalo mau jelasin sesuatu sama orangtua harus hati-hati dan harus berusaha masuk dengan pemahaman mereka, barulah mereka mau dan bisa mengerti dengan apa yang kita sampaikan. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang sangat besar karena percuma aja kalo orang dengan ilmu yang tinggi dan wawasan yang sangat luas tapi tidak mampu menjelaskan ide dan gagasan untuk sebuah kemajuan, ilmu yang dimiliki tidak menjadi jaminan. Perlu ditekankan lagi kalo ilmu itu yang terpenting barokah, kalo banyak tapi gak barokah ya percuma, mending sedikit tapi barokah.

Untuk mencapai kebarokahan ilmu ya harus mencari ilmu dengan etika dan akhlak yang benar, beretika layaknya pencari ilmu. Jadi kalo udah dapet ilmu yang banyak dan wawasan yang luas bakal dihargai sama orang karena punya etika yang baik. Apalagi orang yang beriman, mereka yang taat dalam menjalankan perintah agamanya sudah dipastikan masyarakat akan welcome dengan senang hati, bahkan kehadirannya sangat dibituhkan dan dirindukan.

Mempunyai niat yang baik adalah awal untuk menjadi orang baik dan orang besar. Bertindak layaknya orang besar adalah pilihan untuk masa depan. Meninggalkan hal-hal yang tidak baik sudah seharusnya menjadi kewajiban.

Saya harus bergerak dan bergegas, bersikap dan bertindak layaknya orang-orang besar. Harus selalu ada niat untuk bisa menjadi lebih hebat dari orang lain karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama kita selalu bersama Allah, Tuhan yang maha esa dan selalu yakin dengan apa yang kita impikan.

Justru seharusnya untuk menjadi orang besar itu punya mimpi yang kebanyak orang bilang kalo hal itu mustahil dan gak mungkin. Gausah peduli apa kata orang, mungkin mereka meragukan apa yang kita katakan tapi kalo kita udah bisa membuktikan dengan kerja keras dan usaha kita mereka akan percaya dengan apa yang kita lakukan. Biarkan saja mereka tidak percaya, asalakan kita sendiri yang punya mimpi itu percaya bahwa mimpi itu akan segera menjadi nyata.

Sudah tidak ada waktu menunggu dan menunda melakukan sesuatu, toh pada akhirnya harus dilakukan juga bukan. Hidup seseorang mana ada yang tau berapa lama, biarlah perjuangan hari ini menjadi bukti kalo kita udah siap untuk menjadi orang besar dengan berusaha sekeras mungkin dan meninggakan kebiasaan orang bawahan. Saat ini juga adalah waktunya untuk menjadi orang besar.

Sekian, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di postingan berikutnya.

Comments

  1. Replies
    1. Naon lah mang, duuh nu tos kenging tiket, semoga perjalanannya dalam Ridho Allah yaa

      Delete
  2. Kak Sasa💕 memotivasi nih kak💌 semangat trus nulisnya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Aamiin, ambil yang baik buang yang buruknya. Saling mengingatkan.
      Makasih 😍

      Delete
  3. Replies
    1. Masyaallah,, Aku masih belajar untuk menyampaikan apa yang aku tau.
      semoga Allah memberi kemudahan dalam setiap urusan kita.
      Aku tak tau harus bilang apa 😄😄 diri ini saja kadang kurang motivasi

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resensi Buku | Aku Mendengarmu, Istanbul

Coba Berhenti Sekali Aja

Writer's Block : Antara Kenyataan dan Pembenaran [ sebuah pengakuan dosa ]