Coba Berhenti Sekali Aja

Image
Tidak Ada batasan I Have my Own Timeline And You Have Yours di umur yang sekarang, seberapa sering ngebandingin hidup sendiri sama kehidupan orang lain? mau sampai kapan kita terus terperangkap dalam jebakan-jebakan hubungan sosial macam ini ga capek, selalu menjadi variabel dependen dalam penelitian kuantitatif untuk dibeberkan perbandingan-perbandingannya? Please STOP! kita lahir di waktu dan tempat yang berbeda kelak, kita mati di waktu dan tempat yang berbeda pula kalo sama? its just a part of the art of life soal proses, kita punya cara dan jalan masing-masing Ketika ada yang sukses dan ingin mencapai titik kesuksesan yang sama, kita berada pada titik start yang berbeda, maka prosesnya juga beda, step by stepnya, mile stonenya, and others Menjalani hidup sebagai orang dewasa memang tidak mudah, lebih mudah melihat orang lain daripada menjalani kehidupan sendiri, rasanya. Tulisan ini masih akan berlanjut, I'll be back for my self and you can read it or share to others

Cara Melahirkan Habit Baru




Sebelum kita membuat habit baru, mungkin ada perasaan ragu. “Apa mungkin aku bisa melakukan itu dan menjadikannya habit? Sepertinya itu sangat mustahil”

Stop, jangan melamun terlalu jauh. Kita bahas dulu apa itu habit.

Habit adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir. Habits adalah aktivitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
Kebiasaan
Ke-bi-a-sa-an n 1. Sesuatu yang biasa dikerjakan dan sebagaianya, 2 Antr pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama;-

Apa yang ada di pikirinmu sekarang? Apakah masih merasa kalo membuat sebuah kebiasaan yang akan kita lakukan secara otomatis itu adalah hal yang sulit? Hanya perlu membiasakan dan kemudian menjadikannya habit.

Kenapa harus sulit? Bukankah semua manusia ketika lahir dia belum bisa berjalan, berbicara, dan melakukan aktivitas lainnya, tapi karena orangtuanya melatih untuk melakukan hal itu jadilah anaknya terbiasa bahkan tidak harus didikte lagi bagaimana caranya melakukan aktivitas tersebut, bahkan dia juga akan bisa melatih yang lain untuk bisa melakukan hal yang sama.

Contoh lain yang lebih mudah, mengetik di handphone. Apakah semua pengguna handphone sudah pandai dan lihai dalam mengetik di keyboard handphone? Tentu saja tidak. Tapi, karena setiap hari menggunakan hp dan mengetik, maka orang tersebut jadi terbiasa dan bahkan kadang tidak lagi perlu melihat layar ponsel untuk mengetik karena sudah tahu dimana letak pasti huruf yang akan dia pilih dalam merangkai kata.

Masih ragu?

Hilangkanlah karena keragu-raguan itu tidak baik dan hanya akan membuat kita dalam masa yang sulit dan penuh dengan ketakutan karena tidak bisa berbuat apapun. Itu penyakit yang harus dibasmi.

Dari buku yang saya baca, karya Ust. Felix Siauw, bahwa habit ini mempunyai oangtua yakni practice (latihan) dan repetition (pengulangan) dan tentu saja untuk menjadikannya habits perlu waktu yang tidak singkat.

Jadi sebelum kita berencana membuat habits baru, alangkah baiknya berkomitmen dan bersungguh-sunguh bahwa kita akan melahirkan habit itu dengan terus mengulangnya secara istiqomah dalam waktu yang lama sampai kita merasa itu bukan lagi sebuah keterpaksaan, dan hal itu menjadi hal yang biasa kita lakukan.

Orang yang terbiasa untuk bangun pagi, maka dia pasti akan terbangun di pagi hari bagaimanapun keadaanya, untuk menentukan apakah dia akan bangkit dari tempat tidur pada hari itu, balik lagi kepada pelaku, apakah ingin menjaga dan melanjutkan habit itu ataukah justru ingin membuangnya dan menghilangkan habit itu.

Ada banyak sekali contoh di dunia ini yang menunjukan orang yang hebat menciptakan habit baru tanpa dia mempunyai bibitnya. Bibit yang saya maksud di sini adalah habit yang mungkin diturunkan dari orangtua atau leluhurnya.

Jadi, kalo kita gak punya bibit, ya tinggal langsung aja melahirkan habit itu tanpa bibit, dengan belajar bagaimana melakukannya dengan baik, terus mengulang-mengulang dalam waktu yang lama, berkomitmen untuk melahirkan habit itu, mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan terus melanjutkannya sehingga kemudian menjadi habit yang tidak perlu lagi memerlukan paksaan dalam melakukannya.

Saya sendiri untuk memulai untuk bisa melakukan sesuatu yang baru, sesuatu yang sebelumnya belum biasa dilakuin, terasa sangat berat dan seringkali capek dan benar-benar butuh paksaan untuk melakukannya. Tapi, setelah kemudian sering memaksa diri sendiri untuk melakukan hal itu, saya jadi merasa itu adalah hal yang menyenangkan dan sangat nyaman dalam melakukannya. Tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan hal itu, except kalo itu masalahnya sama kesehatan atau hal lain yang emang benar-benar bisa ditolelir.


Jadi, buat kalian yang ingin melahirkan habit baru, tanyalah terlebih dahulu pada diri sendiri, dan katakan bahwa kamu harus melakukan ini karena kalo enggak ya kamu bakal jadi orang yang paling rugi di dunia ini karena gak punya habit baik yang sebenernya kamu inginkan.


Kuncinya adalah segera lakukan dari sekarang tanpa menunggu nanti dan ingatlah jika habit itu punya orangtua untuk bisa melahirkannya, yaitu latihan dan pengulangan. Teruslah berlatih dan lakukan sesering mungkin.

Dengan semakin banyak latihan dan mengulang, maka diri kita akan semakin terbiasa untuk melakukan hal tersebut. Kemudian dia menjadi habit. Selamat anda punya habit baru. Pertahankan!.


Comments

  1. Mahsaa Allah ceu haji, mantulll! :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamin pak,. Semoga ane cepet jadi hajah.
      Mantul ke mane pak? Iya situ yang mantul ke Turki. Ane nunggu taun depan lah

      Delete
  2. Amiin ya allah ya rabbal alamiin ..siap bu, aku tunggu pokoe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh Anak Sakarya nongol lagi😄😄
      Aamin
      Insyaallah yaa

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resensi Buku | Aku Mendengarmu, Istanbul

Coba Berhenti Sekali Aja

Writer's Block : Antara Kenyataan dan Pembenaran [ sebuah pengakuan dosa ]